Correlations between Nutritional Status, Iron Intake, and Fine Motor Development in Infants Aged 6-11 Months
Abstract
Background: Undernutrition can inhibit growth and development. Specifically, in deve
References
Arima LAR, Murbawani EA, Wijayanti HS (2016). Hubungan asupan zat besi heme, zat besi non-heme dan fase menstruasi dengan serum feritin re maja putri. Journal of Nutrition Col lege, 4(2): 360-367. DOI:10.14710/ jnc.v8i2.23819.
Damayanti RA, Muniroh L, Farapti F (2017). Perbedaan tingkat kecukupan zat gizi dan riwayat pemberian asi eksklusif pada balita stunting dan non stunting. Media Gizi Indonesia, 11(1): 61. https: //doi.org/10.20473/mgi.v11i1.61-69.
Diani LPP, Susilawati LKPA (2013). Peng aruh dukungan suami terhadap istri yang mengalami kecemasan pada keha milan trimester ketiga di Kabupaten Gianyar. Jurnal Psikologi Udayana, 1(1): 1-11. https://doi.org/10.24843/ jpu.2013.v01.i01.p01.
Febriana A, Kusumaningtyas LE (2018). Meningkatkan motorik halus anak melalui kegiatan menganyam pada anak kelompok b usia 5-6 tahun. Jurnal UADI, 3359(18): 70-75.
Georgieff MK (2007). Nutrition and the developing brain: Nutrient priorities and measurement. Am J Clin Nutr. 85(2): 614-620. https://doi.org/ 10.10 93/ajcn/85.2.614S.
Georgieff MK (2008). The role of iron in neurodevelopment: Fetal iron defi cien cy and the developing hippocampus. Biochemical Society Transactions, 36(6): 1267-1271. https://doi.org/ 10. 1042/BST0361267.
Gunawan G, Fadlyana E, Rusmil K (2016). Hubungan status gizi dan perkem bang an anak usia 1 - 2 tahun. Sari Pediatri, 13(2): 142. https://doi.org/10 .14238/ sp13.2.2011 .142-6.
Hadi SPI (2019). Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik pada anak usia 12-36 bulan di Desa Sambi rejo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang. Jurnal Kebidanan Kestra. 1(2): 1-7. https://doi.org/10.35451/ jkk .v1i2.126.
Hasanah WK, Mastuti NLPH, Ulfah M (2019). Hubungan praktik pemberian MP-ASI (usia awal pemberian, konsis tensi, jumlah dan frekuensi) dengan status gizi bayi 7-23 bulan. Journal of Issues in Midwifery, 3(3): 56-67. https: //doi.org/10.21776/ub.joim.2019.003.03.1.
Indartanti D, Kartini A (2014). Hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. hubungan status gizi dengan kejadian anemia pada remaja putri. Journal of Nutrition College. 3(2): 33-39. https://doi.org/10.14710 /jnc.v3i2.5438.
Iswahyudi N, Fajar MK, Kediri UK (2019). Hubungan status gizi dengan kemam puan motorik siswa di Madrasah Tsa nawiyah SE Kecamatan Rejotangan. Jurnal Koulutus. 2: 81-95.
John WS (2011). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Kasenda MG (2015). Hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di TK Gmim Solafide Kelurahan Uner Kecamatan Kawangkoan Induk Kabupaten Mina hasa. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(1).
McCann JC, Ames BN (2007). An overview of evidence for a causal relation between iron deficiency during deve lopment and deficits in cognitive or behavioral function. American Journal of Clinical Nutrition, 85(4): 931-945. https://doi.org/10.1093/ajcn/85.4.931
Prado EL, Dewey KG (2014). Nutrition and brain development in early life. Nutri tion Reviews, 72(4): 267-284. https:// doi.org/10.1111/nure.12102.
Silsilia IW (2011). Hubungan status gizi dengan perkembangan anak. Jurnal Penelitian Kesehatan, 13(2): 142-146.
Solihin RDM, Anwar F, Sukandar D (2013). Relationship between nutritional sta tus, cognitive development, and motor development in preschool children. The Journal of Nutrition and Food Re seacrh. 36(1): 62-72.
Sukmaningrum IA (2015). Mengembangkan ketrampilan fisik motorik halus anak melalui kegiatan menjahit untuk usia 5
Sukses Publikasi Ilmiah Bidang Pendi dikan". Jurnal Bereputasi. ISBN: 978-979-3456-52
Sulastri D (2012). Faktor determinan kejadi an stunting pada anak usia sekolah di Kecamatan Lubuk Kilangan Kota Padang. Majalah Kedokteran Andalas, 36(1): 39. https://doi.org/10.22338/ mka.v36.i1.p39-50.2012
Sunita A (2009). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Susanty NM, Margawati A (2012). Sosial eko nomi rumah tangga dengan perkem bangan motorik anak usia 24-36 bulan di wilayah kerja Puskesmas Bugangan Semarang. Journal of Nutrition Col lege. 1(1): 327-336. https://doi.org/10. 14710/jnc.v1i1.736.
Susiloningtyas I (2012). Pemberian zat besi (fe) dalam kehamilan. Majalah Ilmiah Sultan Agung. 50(128). http://jurnal. unissula.ac.id/index.php/majalah-ilmiahsultanagung/article/view/74.
Sutini A, Rahmawati M (2018). Mengem bangkan kemampuan motorik halus anak melalui model pembelajaran BALS. Jurnal Pen didikan Anak Usia Dini. 6(2): 49-60. DOI: 10.17509/cd-.v6i2.10519.
Trisnawati E, Alamsyah D, Kurniawati A (2017). Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik pada anak stunting usia 3-5 tahun (Studi Kasus Di Wilayah Kerja Puskesmas Kedukul Kabupaten Sanggau). Jumantik. 5(1). DOI: 10.29406/jjum.v4i2.1274.
Umar F, Maallah MN (2013). Analyze between consumption of vegetable and Fruit with Soft Motor Development Of Children in PAUD Nusa Indah Pare pare. The Russian Union Catalog of Scientific Literature (Russian). 1(1): 1-6. https://doi.org/10.13841/j.
cnki. jx sj.2013.01.021.
Windasari, Hasan Y (2019). Penggunaan media slime untuk meningkatkan motorik halus anak cerebral palsy di SLB 1 Panti, Pasaman Timur, Padang. Indonesian Journal of Islamic Early Childhood Education, 4(1): 95
Yadika ADN, Berawi KN, Nasution SH (2019). Pengaruh Stunting terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority, 8(2): 273-282.
Yanti (2012). Melalui Permainan Bola Pimpong Di Taman Kanak-Kanak Sejati Ketaping. Jurnal Pesona PAUD, 1(5): 1-12.
